/* Zoom Efek */ .thumbnail{position:relative;z-index:0} .thumbnail:hover{background-color:transparent;z-index:50} .thumbnail span{position:absolute;left:-1000px;visibility:hidden;color: black;text-decoration: none} .thumbnail span img{border-width:0;padding:2px} .thumbnail:hover span {visibility: visible;top: 0;left: 60px}
 
Rabu, 24 Februari 2010 di 16.04 |  
PENDAHULUAN

Salah satu peralatan vital yang digunakan dalam kegiatan Manjat Tebing dan penelusuran gua adalah Tali. Ada ungkapan yang sering kita dengar dari penggiat Rock Climbing & penelusuran gua adalah “ Tali Adalah Hidupmu “. Ini bukan hanya sekedar ungkapan, tetapi pasti lahir dari pendalaman atau penghayatan yang dalam terhadap bagaimana tali menjadi sesuatu yang sangat penting, dimana kita menggantungkan nyawa yang kita miliki dengan penuh keyakinan pada seutas tali. Keyakinan kita tentunya didasari karena pengetahuan yang kita miliki tentang tali yang didesain khusus untuk kegiatan kita.

Tali adalah untaian serat panjang yang terbuat dari berbagai bahan yang berfungsi untuk mengikat, menarik, menjerat, menambat, menggantung dsb. Secara etimologi, tali-temali dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi dan kegunaan tali.

Tali pada mulanya berasal dari akar-akar pohon. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia, tali juga mengalami perkembangan, khususnya dalam hal bahan dan konstruksinya. Jika tali pada mulanya hanya berupa akar-akar pohon, maka selanjutnya manusia menciptakan tali dari anyaman serat alam dengan menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana. Serat alam yang digunakan kebanyakan dari ijuk atau rambut dan serat alam lainnya seperti kapas, wol, sutera, serta-serat tumbuhan yang lain.

Sayangnya, tali yang terbuat dari serat alam tersebut masih memiliki keterbatasan, yakni serat alam mudah mengalami pembusukan dan penyusutan sehingga tidak bertahan lama. Hal ini tentunya memaksa manusia untuk mencari alternatif tali yang bagus, dan karena tuntutan kebutuhan akan tali yang semakin meningkat, maka terciptalah tali yang terbuat dari bahan sintetis, yang memiliki daya tahan yang lebih lama dan lebih kuat dari tali yang terbuat dari serat alam. Tali ini pertama kali diperkenalkan oleh W.H. Carothers, seorang ahli kimia dan di produksi oleh E.I. du Pont de Memors and Co. pada tahun 1938.

BAHAN TALI

Tali menurut bahannya terdiri atas dua jenis, yaitu tali yang terbuat dari serat alam dan tali yang terbuat dari serat sintetis. Tali yang terbuat dari serat alam seperti rami (hemp), manila, sisal, dsb. Sedangkan tali jenis serat sintetis adalah sbb:

A. Nylon

Nylon adalah nama sebuah zat kimia dari gugusan polyamida. Terdiri atas dua jenis, yaitu Nilon 6 dan Nylon 6.6. Keduanya memiliki sifat yang hampir sama. Nylon 6 memiliki sejumlah nama sesuai dengan tempat pembuatannya, seperti perlon di Perancis, enkalor di Jepang, dan grilon di Swiss. Nylon 6 ini memiliki titik lebur 2150C – 2200C. Nylon t 6.6 terdiri atas dua jenis, yakni Type 707 digunakan pada Bluewater II dan Type Super 707 digunakan pada Bluewater III. Nylon 6.6 ini memiliki titik lebur 2600C. Nylon 6 memiliki Daya Renggang (Stretch Ressistance), Daya Tahan Abrasi (Abbration Ressistance), serta daya tahan matahari yang lebih bagus dibanding Nylon 6.6.0

B. Polyolefin

Polypropylene dan Polyethylene adalah dua jenis Polyyolefin yang memiliki sifat yang dapat mengapung dan tidak menyerap air. Oleh karena itu kedua jenis bahan ini cocok untuk kegiatan yang banyak berhubungan dengan air. Disamping itu tahan terhadap zat-zat asam. Namun demikian tali dari bahan ini tidak cocok untuk kegiatan Rappling dan Prusiking. Polypropylene memiliki titik lebur yang tinggi (1650C) dibanding Polyethylene (1100C – 1200C).

C. Polyester

Tali dari bahan ini biasanya terbuat dari Dacron dan Terylene. Kedua bahan ini sebenarnya hampir sama dengan Nylon, namun Terylene memiliki daya tahan sentakan yang lebih rendah dibanding Nylon. Terylene memiliki daya tahan terhadap asam dan alkalis serta memiliki daya tahan abrasi yang bagus.

D. Serat Campuran (Copolymer)

Mengingat serat-serat sintetis yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dengan cara mencampurkan kedua bahan yang berbeda akan menghasilkan jenis tali yang berkualitas sesuai dengan yang diinginkan. Campuran yang sering dilakukan adalah kombinasi antara Polyester dengan Polyprophylene.

E. Serat Kwalitas Tinggi (High Performance Fibers)

 Kevlar

Serat Kevlar merupakan bahan tali yang memiliki daya tahan pada suhu yang tinggi (8000F atau 4270C) dan memiliki kekuatan tuju kali kekuatan baja. Namundemikian, serat ini tidak than terhadap UV dan beberapa bahan kimia. Kevlar mudah putus jika dibengkokkan, seperti dibuat simpul karena kurang mampu menyerap tekanan longitudinal.

 Spectra

Bahan spectra memiliki kekuatan sampai sepuluh kali kekuatan baja. Tali atau webbing yang terbuat dari bahan ini disebut SPECTRA. Keuntungan dari serat ini adalah tidak mudah meyerap air (mudah terapung), memiliki daya tahan abrasi yang bagus, serta tahan terhadap UV dan bahan kimia. Namun, bahan spectra tidak lentur, tidka kuat jika disimpul, dan memiliki titik lebur yang rendah (1500F atau 660C).

 Liquid Crystal Polymers (LCPs)

Serat ini merupakan serat yang sangat kuat terbuat dari Polymer Kristal cair. Bahan ini memiliki daya tahan terhadap suhu dan bahan kimia yang sangat tinggi.

KONSTRUKSI TALI

A. High-Stretch Kernmantle, tali yang mempunyai elongasi yang tinggi. Tali ini biasanya digunakan untuk Pemanjatan Tebing.
B. Low-Stretch Kernmantle, jenis tali ini mempunyai Elongasi yang kecil dan digunakan untuk kegiatan penelusuran gua.
C. Webbing, tali ini adalah jenis tali pipih digunakan sebagai bahan Harness, Foot Loop, Cowstail dan dijadikan Sling untuk pemasangan Anchor.

PERSYARATAN TALI

Memilih tali yang baik digunakan dalam penelusuran Gua Vertical, harus memenuhi standar minimal dibawah ini :
A. Konstruksinya adalah Kernmantle
B. Breaking Strength, minimal 1500 kg
C. Harus mampu menahan beban sentak minimal dua kali FF1 dengan beban 80 kg.
D. Diameter tali 8 – 11mm
E. Titik Leburnya mencapai 200° C

DIAMETER TALI

Tali yang sering digunakan berdiameter 3 – 13 mm. Untuk kegiatan Penelusuran Gua vertical tali yang digunakan berdiameter 8 – 11mm. 8 mm sangat baik digunakan untuk gua yang dalam karena ringan yang tentunya memudahkan dalam packing dan membawanya, 9 -10 mm adalah ukuran tali yang standar untuk Caving dan tali 11 mm sangat baik untuk Rescue.

KEKUATAN TALI

Untuk mengetahui kekuatan tali kita dapat melihatnya pada Catalog atau Manual Book dari tali tersebut. Biasanya tertulis Breaking Strength (Kekuatan Putus). Satuannya bisa dalam KN (Kilonewton) atau KG (Kilogram). 1 KN kalau dikilogramkan sebanyak 100 Kg. Ada juga yang namanya Numbers of Falls, yaitu berapa kali beban dijatuhkan hingga tali tersebut terputus. (Standarnya menggunakan FF1 dengan beban 80 Kg).

Setelah mengetahui breaking stengthnya yang penting juga harus diketahui adalah SWL (Safe Working Load) atau beban kerja yang aman. Umumnya menggunakan rumus Breaking Strength / 5, kalau penggunaan untuk manusia BS / 10 dan untuk Rescue BS / 15.

berikut ini table tentang Perbandingan kekuatan tali dengan berbagai ukuran diameter.

Diameter Elongasi 80 Kg ( % ) Kekuatan ( Kg ) Jumlah Jatuh
FF1 80 Kg Jarak 1m
11 1,25 3000 10+
10 2 2500 8 – 20+
9 3 1800 3 – 10+
8 4 1500 2 – 3
7 4 1000 0 – 2
Webbing solid 25 mm 1500 – 2400
Webbing tubular 25 mm 1800 - 2250

Table Perbandingan Kekuatan Tali
Hal yang harus diperhatikan adalah pengurangan kekuatan tali. Ada berapa hal yang bisa mengurangi kekuatan tali yaitu :
- ketika dibuat simpul pada tali, maka pada saat itu pula terjadi pengurangan kekuatan. Pengurangan ini tidak permanen. Hanya pada saat ada simpul tersebut, yaitu disebabkan oleh tegangan dan tekanan yang terjadi pada tali akibat simpul yang dibuat.
- Tali dalam keadaan basah. Tali yang basah bisa berkurang kekuatnnya sampai 35%.

Usia Kering / Basah Jumlah Jatuh
FF1 beban 80 kg Jarak 1 m
Baru Kering 41
Baru Basah 25
4,5 tahun Kering 4
4,5 tahun Basah 4
Diposting oleh DIKLAT Label:
Jumat, 19 Februari 2010 di 09.16 |  
A. Pengertian Transfusi Darah
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari donor yang sehat kepada penderita. Pada tahun 1900 Dr. Loustiner menemukan 4 macam golongan darah :
1. Golongan darah A
2. Golongan darah B
3. Golongan darah AB
4. Golongan darah O
Selain itu tahun 1940 ditemukan golongan darah baru yaitu Rhesus Faktor positif dan rhesus faktor negatif pada sel darah merah (erythrocyt). Rhesus Faktor positif banyak terdapat pada orang Asia dan Negatif Pada orang Eropah, Amerika, Australia.
B. Jenis Donor Darah
Ada dua macam donor darah yaitu :
1. Donor keluarga atau Donor Pengganti adalah darah yang dibutuhkan pasien dicukupi oleh donor dari keluarga atau kerabat pasien.
2. Donor Sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas kerelaan mereka sendiri dan tidak menerima uang atau bentuk pembayaran lainnya. Motivasi utama mereka adalah membantu penerima darah yang tidak mereka kenal dan tidak untuk menerima sesuatu keuntungan.
C. Syarat - Syarat Calon Donor Darah :
1. Umur 17 - 60 tahun
2. Berat badan 50 kg atau lebih
3. Kadar Hemogblin 12,5 g/dl atau lebih
4. Tekanan darah 120/140/80 - 100 mmHg
5. Nadi 50-100/menit teratur
6. Tidak berpenyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, kencing manis, penyakit perdarahan, kejang, kanker, penyakit kulit kronis.
7. Tidak hamil, menyusui, menstruasi (bagi wanita)
8. Bagi donor tetap, penyumbangan 5 (lima) kali setahun.
9. Kulit lengan donor sehat.
10. Tidak menerima transfusi darah/komponen darah 6 bulan terakhir.
11. Tidak menderita penyakit infeksi ; malaria, hepatitis, HIV/AIDS.
12. Bukan pencandu alkohol/narkoba
13. Tidak mendapat imunisasi dalam 2/4 bulan terakhir.
14. Beritahu Petugas bila makan aspirin dalam 3 hari terakhir.
D. Proses Transfusi Darah
1. Pengisian Formulir Donor Darah.
2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan, tekanan darah dan hemoglobin darah.
3. Pengambilan Darah
Apabila persyaratan pengambilan darah telah dipenuhi barulah dilakukan pengambilan darah.
4. Pengelolahan Darah
Beberapa usaha pencegahan yang di kerjakan oleh PMI sebelum darah diberikan kepada penderita adalah penyaringan terhadap penyakit di antaranya :
a. Penyakit Hepatitis B
b. Penyakit HIV/AIDS
c. Penyakit Hipatitis C
d. Penyakit Kelamin (VDRL)
Waktu yang di butuhkan pemeriksaan darah selama 1-2 jam
5. Penyimpanan Darah
Darah disimpan dalam Blood Bank pada suhu 26 derajat celcius. Darah ini dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen seperti :
PRC
Thrombocyt
Plasma
Cryo precipitat
E. Manfaat Donor Darah
1. Dapat mengetahui Golongan Darah Tanpa di Pungut Biaya.
2. Anda secara teratur memeriksakan kesehatan (tiap kali menjadi Donor/tiap 3 bulan sekali ) yang meliputi :
Tekanan Darah, Nadi, dan Suhu
Tinggi Badan, Berat Badan (Body Mass Index)
Haemoglobine, Penyakit Dalam
Penyakit Hipatitis B dan Hipatitis C
Penyakit HIV/AIDS
3. Sekali menjadi Donor dapat menolong/menyelamatkan 3 orang pasien yang berbeda.
4. Darah anda dapat menyelamatkan jiwa orang lain secara langsung.
5. Pendonor yang secara teratur Mendonorkan Darah (setiap 3 Bulan) akan menurunkan Resiko Terkena penyakit Jantung sebesar 30 % (British Journal Heart) seperti serangan jantung Koroner dan Stroke.
F. Pengambilan Darah
1. Oleh petugas yang berwenang.
2. Menggunakan peralatan sekali pakai.
3. 250-350 ml, tergantung berat badan.
4. Mengikuti Prosedur Kerja Standar.
5. Informed Consent : Darah diperiksa terhadap IMLTD (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah) ; Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, Sifilis).
Diposting oleh DIKLAT Label:
P3K adalah pemberian pertolongan, perawatan, atau pengobatan sementara dengan tujuan sebagi berikut :

1. Mencegah bahaya maut
2. Mecegah bahya cacat
3. Meringankan rasa sakit
4. mencegah bahaya infeksi



GANGGUAN UMUM

Gangguan umum terjadi apabila terjadi ada gangguan pernafasan , gangguan dalam peredaran darah, adanya kesadaran yang menurun.
Macam – macam gangguan umum yang dapat membawa bahaya maut adalah :

1. Lena ( Syncope / Collaps )
Lena disebabkan karena pendarahan ke otak berkurang Misalnya karena :
Emosi yang hebat
a. Rasa nyeri yang hebat
b. Berada dalam ruangan penuh tanpa udara yang segar
c. Keadaan lemah setelah menderita sakit
d. Terlalu banyak mengeluakan tenaga, keringat dan letih terutama bila perut kosong

Gejala yang ditimbulkan pada penderita Misalnya :
a. Gejala Subjektif gejala yang hanya dirasakan oleh penderita saja antara lain :
a) Pusing
b) Mual
c) Mata berkunang – kunang
d) Telinga berdenging
e) Merasa lemas

b. Gejala Objektif gejala yang dapat dilihat dari orang lain antara lain :
a) Keluar keringat dingin
b) Pucat
c) Denyut nadi lemah

Pertolongannya :
 Tidurkan terlentang dengan kepala agak direndahkan
 Longgarkan pakaian
 Beri selimut biar badan hangat kembali
 Usahan penderita mendapatkan udara segar
 Apabila sudah mendingan atau lebih sadar dapat diberi minuman hangat.

2. Shock ( gugat )

Shock adalah suatu keadaan karena kolepsnya sistem peredaran darah, jantung beserta kapilernya. Biasanya syok terjadi pada trauma yang berat dengan pendarahan atau kehilangan cairan yang banyak.
Trauma yang biasa menyebabkan Shock misalnya cedera pada tulang belakang atau reaksi alergi yang hebat. Pada keadaan Shock terjadi insufisiesi atau ketidakseimbangan suplai darah sehingga oksigen dan nutrisi ke jaringan terhambat atau berkurang. misalnya :
a. Terjadi pendarahan keluar atau kedalam
b. Luka baker yang cukup luas

Korban biasanya terlihat lemah, cemas, atau gelisah karena suplai oksigen ke otak berkurang. Denyut nadi meningkat karenakerja jantung meningkat.
Penanganan Shock sendiri sebenarnya untuk mencegah kondisi yang lebih buruk pada diri korban. Apabila korban yang Shock berat tidak cepat ditangani akan menyebabkan kematian. Korban yang ditemukan dalam keadaan Shock yang berat sebaiknya segera dievakuasi kerumah sakit terdekat.
Penanganan Shock harus dilakukan segera mungkin sebelum kita menentukan trauma yang lain, jaga suhu tubuh korban dengan cara menyelimuti korban dan menghindarkan korban dengan alas yang dingin. Pada daerah yang temperatur yang tinggi korban harus dilindungi dari sengatan panas/matahari. Korban Shock dengan penurunan kesadaran atau penurunan ambang rasa nyeri atau rasa raba harus diteliti akan kemungkinan mempunyai trauma atau cedera yang lainnya. Penanganan selanjutnya yang harus dilakukan ialah memindahkan korban dengan gerakan yang minimal untuk memperlancar peredaran darah. Baringkan korban dengan tungkai ditempatkan lebih tinggi dari kepala.

Gejalanya sebenarnya kelanjutan dari lena Misalnya :
a. Merasa mual, lemas
b. Pucat dan dingin
c. Keringat dingin tampak pada kening
d. Nadi cepat ( lebih besar dari 100 per menit )
e. Pernafasam cepat dan dangkal
f. Bila keadaan bertambah lanjut, maka penderita akan pingsan.

Pertolongannya :
 Bebaskan jalan nafas dan pertahankan keadaannya
 tentukan pendarahan bila ada, segera atasi untuk mencegah memberatnya syok
 jaga suhu tubuh
 letakkan korban dalam posisi tungkai berada lebih tinggi dari kepala untuk membantu sirkulasi darah
 hindarkan gerakan yang berlebihan terhadap korban
 cek cacat secara rutin tanda vital korban (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu jika peralatan memungkinkan)
 bila korban dalam keadaan sadar, berikan penambahan cairan dengan memberikan minum (jangan sampai tersedak), dan jaga korban bila muntah
 evakuasi korban ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

3. Pingsan
Pingsan adalah kelajutan dari Shock apabila tidak terjadi pertolongan atau penanganan
Pingsan disebabkan oleh :
a. Kekurangan zat asam dalam darah misalnya karena tenggelam atau kelelap dalam air
b. Kerusakan dalam otak Misalnya ; Kena pukulan pada kepala, gegar otak, perdarahan otak
c. Keracunan
d. Terlalu kepanasan atau kedinginan
e. Kehilangan banyak darah
f. Terkena aliran listrik
g. Punya penyakit : Ginjal, Ayan, Kencing manis

Gejalanya :
a. Penderita tidak manyut bila dipanggil/ ditanyatidak mengadakan reaksi terhadap rangsangan
b. Bila dibaring penderita tidak bergerak
c. Pernafasan ada dan denyut nadi dapat diraba.


Pertolongannya :
 Baringkan penderita ketempay yang teduh dan udara yang segar
 Apabila mukanya merah Kepalanya ditinggikan, apabila mukanya pucat biarkan ia berbaring tanpa bantal
 Pakaiannya agak dilonggarkan
 Penderita disadarkan terlebih dahulu
 Penderita diselimuti agar tidak kedinginan
 Jangan diberi makanan atau minuman terlebih dahulu
 Dampingi panderita agar lebih tenang
 Bawa ke dokter atau rumah sakit

4. Mati Suri
Mati suri adalah suatu keadaan pingsan dimana pernafasan dan peredaran darah sudah menjadi tidak mencukupi lagi. Jadi keadaan gawat antara pingsan atau mati. Pernafasan tidak nampak denyut nadi tidak teraba, biji mata melebar dan tidak menyempit dengan penyinaran, mukanya pucat agak kebiru biruan.

Biasanya disebabkan oleh :
a. Karena tidak dapat bernafas misalnya : tenggelam, tercekik, jalan pernafasan tersumabt
b. Mengisap gas / udara beracun


Pertolongannya :
 Setelah dibaringkan terlentang, Longgarkan segala pakaian yang dapat menghambat jalan pernafasan.
 Hilangkan barang yang sekiranya dapat menyumbat jalan pernafasan
 Mulai segera memberi pernafasan buatan
 Mintakan seseorang untuk menghubungi dokter terdekat.


GANGGUAN KHUSUS

Gangguan khusus disebabkan atau terjadi karena kecelakaan. Macam – macam ganguan khusus adalah :

A. Terjerat
Cara pertolongannya, dengan tindakan P3K, yaitu :
1. Bebaskan jalan pernafasan yang tertekan dengan memotong tali penjerat leher
2. Kalau nafas tidak lancar mulai melakukan pernafasan buatan
3. Cek peredaran darah

B. Kecelakaan listrik atau tersambar petir
Cara pertolongannya, dengan tindakan P3K, yaitu
1. Putuskan aliran listrik
2. Lakukan tindakan PATUT, tangan penolong diberi lapisan kertas yang tebal atau sarung tangan, penolong berdiri diatas bahan yang kering bukan logam , misalnya kayu, selimut, karet
3. Berikan pernafasan buatan
4. Rawat luka baker


C. Tenggelam
Cara pertolongannya, dengan tindakan P3K, yaitu
1. Harus bertindak cepat ( menolong pasien yang tenggelam diharuskan orang berbakat dalam renang )
2. Lakukan tindakan PATUT
3. Lakukan pernafasan buatan
4. Lakukan pijat jantung samapi jantung berdenyut sendiri
5. Hangatkan korban


GANGGUAN LOKAL

Macam – macam gangguan local adalah :
A. Luka
B. Patah tulang
C. Terkilir
D. Keracunan





Pedoman Penolong:

Pada waktu terjadi kecelakaan, agar kita dapat merencanakan pertolongan yang akan diberikan dengan baik :

1. Besikap tenang
2. Perhatikan tempat sekitar terjadinya kecelakaan, antara lain :
3. Memperhatikan keadaaan penderita
4. Merencanakan dalam hati cara – cara pertolongan berdasarkan pokok:

Pelaku P3K adalah :
1. Penggolongan
Mereka yang terdekat pada suatu kecelakaan dapat digolongkan dalam :
a. Tenaga profesional seperti ; dokter, Perawat.
b. Tenaga semi profesional seperti KSR, PMR yang terlatih dan memiliki diplomat P3K yang masih berlaku.
c. Tenga awam


2. Motifasi
Hendaknya tiap memberikan pertolongan didorong oleh keinginan yang luhur , artinya tidak mengahrap imbalan

3. Sikap dan perilaku
a. Tetap tenang dengan memperhatikan suasana.
b. Kumpulkan keterangan yang perlu dengan cepat dan jelas serta lengkap.
c. Pimpin dan rencanakan penanganan sederhana tetapi tepat guna.
d. Siap melakukan tindakan sesuai prioritas dan jenis cidera.
e. Siap membawa / mengirim korban sesuai tempat pertolongan selanjutnya.


Untuk memudahkan menolong, dikembangkan akronim PATUT yang sekaligus sikap dan tindakan yang patut dikerjakan pada setiap kecelakaan, Sbb :
P = Penolongan mengamankan diringnya sendiri terlebih dahulu sebelum bertindak
A = Amankan korban dari tempat kejadian, sehingga bebas dari bahaya.
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa ditempat itu ada kecelakaan .
U = Usahan segera menghubungi Ambulance, dokter, Rumah sakit atau yang berwajib ( misalkan Polisi, atau petugas keamanan setempat )
T = Tindakan pertolongan P3K terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.

KESLAP ( Kesiapan Lapangan )

1. Menghadap dewan juri ( lari – lari kecil yang dilakukan sebelum memasuki Pos)
2. Meletakan peralatan ( Ketua memberia komando” kecuali pemegang bendera letakan semua peralatan laksanakan, kemudian semua anggota bilang siap laksanakan”.Peralatan diletakkan dibelakang barisan 3 langkah belakang)
3. Luruskan barisan ( ketua memberi komando “ luruskan barisan” )
4. Berhitung ( ketua memberi komando “ berhitung mulai””)
5. Periksa kerapian ( sebelum melakukan periksa kerapian semua anggota bersikap istirahat ditempat. Komado ini dilakukan oleh ketua, setelah itu memberi aba –aba “ periksa kerapian laksanakan. Setelah selesai posisi semuanya kembali dalam posisi istirahat ditempat. Dan ketua memberi aba –aba “ siap gerak )
6. Penghormatan ( Ketua memberi komado penghormatan “ pada dewan juri / pembina hormat gerak, setelah juri melakukan hormat dan selesai hormat maka, ketua menberi aba – aba tegak gerak )
7. Laporan ( Laporan inidilakukan ketua, dengan menghadap dewan juri, )
8. Ambil peralatan untuk diperiksa ( Ketua memberia komando” kecuali pemegang bendera ambil peralatan untuk diperiksa semua peralatan laksanakan, kemudian semua anggota bilang siap laksanakan”.Anggota mengambil peralatan yang ada dibelakang barisan dan memindahkannya kedepan barisan 3 langkah depan barisan )
9. Penghormatan ( Ketua memberi komado penghormatan “ pada dewan juri / pembina hormat gerak, setelah juri melakukan hormat dan selesai hormat maka, ketua menberi aba – aba tegak gerak )
10. Doa ( ketua memberi aba-aba kepada semua anggota” berdoa mulai, setelah itu mengucapkan doa selesai “ )
11. Ambil Peralatan ( Ketua memberia komando” kecuali pemegang bendera ambil peralatan untuk diperiksa semua peralatan laksanakan, kemudian semua anggota bilang siap laksanakan”.Anggota mengambil peralatan yang ada didepan barisan kemudian balik kanan dan kembali kebarisannya seperti semula.)
12. Meninggalkan tempat / Pos

Teknik Melewati halang rintang PP

A. Lorong sempit
a. Tandu diturunkan dulu dan diletakan ± 2M dari Ambang lorong sempit
b. Pembawa bendera memeriksa keadaan dan mengadakan penjajakan dahulu dan meletakkan benderanya setelah melewatinya
c. Setelah menjajaki dan mencoba nya sendiri, pemberi bendera memberitahukan tentang hasil penjajakannya kepada ketua
d. Pelaksanaan pertama penderita diangkat dari atas tandu oleh 3 orang penolong setelah itu penolong dalam keadaan berdiri. Penderita dirapatkan dalam keadaan miring.
e. Pembawa bendera mulai memasuki lorong empit dengan membawa tandu,setelah itu diikuti penolong yang membawa penderita. Pada waktu berjalan dilorong sempit harus dengan gerakan menyamping dan langkah para penolong harus teratur, menutup dan membuka kaki harus bersamaan
f. Kemudian diikuti anggota lainnya yang membawa peralatan TasP3K, dan lain –lain
g. Setelah melewati lorong sempit penderita dipindahkan kembali ke tandu, sejenak memeriksa keadaan penderita tandu diangkat dengan tertib dan meneruskan perjalanan

B. Pagar tembok
a. Tandu diturunkan dulu dan diletakan ± 2M dari pagar tembok
b. Pembawa bendera memeriksa keadaan dan mengadakan penjajakan dahulu dan meletakkan benderanya setelah melewatinya
c. Setelah menjajaki dan mencoba nya sendiri, pemberi bendera memberitahukan tentang hasil penjajakannya kepada ketua
d. Pelaksaan pertama tandu diangkat tingggi oleh 4 orang penolong dengan posisi mendatar, pegangan tandu depan diletakan pada pagar tembok ± 2 jengkal dari ujung pegangan
e. Pembawa bendera meloncati tembok disusul dengan 2 penolong lainnya bagian depan pengangkat tandu
f. Setelah melewatinya. 2 penolong tersebut memegang kembali ujung tandu yang diletakkan pada tembok, kedilakukan gerakan menarik dari depan dan mendorong dari belakang sampai ujung tandu paling belakang ± 2 jengkal dari ujung pegangan diletakkan pada tembok
g. Kemudian 2 penolong yang mengankat tandu bagian belakang segera meloncati pagar tembok
h. Setelah selesai kembali mengatur posisi seperti semula dalam pengangkatan tandu
i. Sejenak melakukan pemeriksaan, kemudian melajuti perjalanan


C. Gorong – gorong / Urung urung
1. Tandu diturunkan dulu dan diletakan ± 2M dari gorong – gorong
2. Pembawa bendera memeriksa keadaan dan mengadakan penjajakan dahulu dan meletakkan benderanya setelah melewatinya
3. Setelah menjajaki dan mencoba nya sendiri, pemberi bendera memberitahukan tentang hasil penjajakannya kepada ketua
4. Pelaksanaan pertama penderita diangkat dari atas tandu oleh 3 orang penolong
5. Penderita segera dibaringkan atau ditelungkupkan ( tergantung Pada keadaan lukanya ) diatas punggung salah satu penolong yang sudah dalam posisi tiarap dan siap memasuki gorong – gorong. Badan penderita disatukan dan diikat kebadab penolong
6. Pembawa bendera terlebih dahulu dengan memasuki gorong – gorong dengan membawa tandu melewati gorong, kemudian kembali lagi dengan Posisi merayap , Penolong yang membawa penderita memegang pambawa bendera kemudian dibantu dengan anggota lainya dibelakang, serta disusul oleh Anggota lannya yang membawa tas P3K dan lain – lainnya.
7. Setelah melewati semuanya, penderita segera diangkat kembali dan diletakkan ketandu
8. Sejenak melakukan pemeriksaan, kemudian melajuti perjalanan.

D. Bahaya Udara
1. Waktu mendengar tanda bahaya, segera mencari temapat yang sekiranya dianggap aman
2. Tandu penderita segera diletakkan dan para penolong segara tiarap,dan mencari tempat yang dianggap aman
3. Bagi pembawa bendera, bendera di letakkan / ditutupi pada penderita.
4. Setelah tanda bahaya usai, kembali keposisi semula dan tandu penderita diusung kembali dan melanjuti perjalanan

E. Ambulance
1. Pembawa bendera menbuka pintu belakang Ambulance
2. Tandu penderita diturunkan dan diletakkan ± 2M agak menyamping sebelah kiri atau kanan dari pintu ambulance
3. 2 Orang penolong mengeluarkan tandu khusus dari ambulance, persisi didepan ambulance
4. Penderita diangkat oleg 3 orang penolong dan dipindahkan ke tandu khusus ambulance
5. Kemudian tandu khusus tersebut diangkat oleh 4 penolong untuk dimasukkan kedalam ambulance
6. Selanjutnya tandu bawaan kosong dibawa dimasukkan kedalam ambulance bersama dengan 3 orang penolong lainnya, dan 3 orang penolong tersebut benrtindak untuk sebagai penjaga penderita
7. 2 orang lain dapat duduk didepan sebelah pengemudi
8. Pintu Ambulance ditutup dengan rapat

F. Rumah sakit
a. Cara menurunkan penderita dari ambulance
a) Pembawa bendera turun terlebih dahulu, membuka pintu belakang ambulan
b) 2 orang lainya turun dari ambulan memegangi tandu dan mebuka kunci roda tandu
c) Satu orang mengeluarkan tandu kosongdan disiapkan disamping kanan/ kiri ambulance
d) Tandu khusus penderita ditarik keluardisambut oleh 2 orang penolong, kemudian diangkat sama-sama oleh 4 penolongkemduian diletakkan sejajra dengan tandu kosong
e) Penderita diangkat oleg 3 penolong ketandu kosong
f) Dengan 4 orang pebolong tandu penderita dibawa masuk ruangan ruma sakit

b. Cara memindahkan penderita ketempat tidur
a) Swaktu penderita diangkat masuk ruangan rumah sakit , pembawa bendera melapor kepetugas poliklinik, kemudian segera mengatur dan membereskan tempat tempat tidur
b) Setelah memasuki ruangan penderita diangkat oleh 3 penolong meletakkan ketempat tidur dengan rapi dan tertib









7 PRINSIP PALANG MERAH INDONESIA
8

1. KEMANUSIAAN ( HUMANITY )
Ialah Memberikan pertolongan pada korban perang, kecelakaan, ataupun bencana alam, yang tujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan dan menjamin penghormatan pada manusia.

2. KESAMAAN ( IMPARTIALITY )
Ialah Tidak membedakan kebangsaan, suku, agama, kedudukan, yang tujuannya meringankan penderitaan manusia tanpa perbedaan.

3. KENETRALAN ( NEUTRALITY )
Ialah Memberikan pertolongan pada orang yang tak berdaya, walaupun yang ditolong itu adalah musuh, tidak berarti memihak, tujuan tidak memihak dari blok manapun dalam melakukan pertolongan.

4. KEMADIRIAN ( INDEPENDENCE )
Ialah bersifat merdeka. Suatu perhimpunan nasional yang membantu pemerintah untuk tugas kemanusiaan dan tunduk pada hukum negaranya masing – masing, tujuannya untuk mempertahankan otonominya agar setiap waktu dapat mempertahankan atau bertindak sesuai dengan prinsip – prinsp kepalang merahan

5. KESUKARELAAN ( VOLUNTARY SERVICE )
Ialah Bersifat suka rela, tujuannya untuk menanamkan rasa ikhlas dalam memberi pertolongan dan tidak mempunyai hasrat untuk mendapatkan keuntungan.

6. KESATUAN ( UNITY )
Ialah bersifat terbuka bagi seluruh rakyatnya dan harus melaksanakan tugas kemanusian diseluruh wilayah negaranya.

7. KESEMESTAAN ( UNIVERSALITY )
Palang Merah adalah suatu badan yang tersebar di seluruh dunia dimana perhimpunan itu mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang sama dengan kegiatan pertolongan sesamanya.



































Mars PMI

Palang Merah Indonesia
Sumber kasih Umat manusia
Warisan luhur nusa dan bangsa
Wujud nyata Pengayom Pancasila

Gerak juangnya keseluruh nusa
Mendarmakan bakti bagi Ampera
Tunaikan tugas Suci….
Tujuan PMI…..

Untuk umat manusia siseluruh dunia
PMI menghantarkan jasa
Diposting oleh DIKLAT Label:
Prinsip Kerja Seorang Pelaku PK :


1. Sikap yang baik seorang Pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang kepribadiannnya:
 Berperikemanusiaan
 Bertanggungjawab
 Selalu mengutamakan kepentingan si sakit
 Selalu bersikap terbuka
2. Menunjukan kemanuan kerja dengan tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
3. Mempunyai sifat ramah, selalu senyum, bersedia untuk mendengarkan keluhan dan mampu menenangkan si sakit.
4. Berfikirlah sebelum bertindak atau bekerja
5. Pengamatan serta informasi yang berwenang sangat bermanfaat dan membantu dalam menjalankan tugas perawatan
6. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan di sakit dengan tidak mengabaikan kebersihan diri sendiri.
7. Catatlah selalu hasil pengamatan dan perawatan secara singkat jelas
8. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit
9. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/ petugas kesehatan.
10. Jika perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas atau rumah sakit, persiapkan dengan baik, baik keperluan orang sakit juga transportasi.
11. Selalu menjaga kerahasiaan medis pasien.


Peralatan Perawatan Keluarga :


1. Peralatan yang diperlukan untuk PK tidak perlu sama dengan yang ada di rumah sakit, dengan peralatan sederhana kita dapat menolong orang sakit. Peralatan yang digunakan dapat menggunakan peralatan yang ada atau improvisasi.

2. Perlengkapan PK sederhana :
Bagi Pelaku PK
◙ Celemek
◙ Peralatan mencuci tangan
 Air mengalir (kran, botol, improvisasi lain)
 Baskom (wadah menampung air)
 Sabun dalam tempatnya (kalau perlu sikat tangan)
 Handuk tangan/serbet.

Bagi orang sakit
◙ Peralatan tempat tidur
 Tempat tidur dan bantal
 Seprei, sarung bantal, kain perlak dan alas perlak (sedikitnya 2 set), selimut.
 Alat penopang kaki (improvisasi)
◙ Peralatan mandi, buang air kecil (b.a.k), buang air besar (b.a.b)
 2 ember
 1 gayung
 Baskom
 2 washlap
 2 handuk
 Pasu najis
 Labu kemih
 Tissue
 Air mengalir (di botol, ceret, wadah lainnya)
 Sisir & alat make up untuk wanita
 Air hangat dalam wadah
◙ Peralatan mencuci rambut
 Talang plastik
 Shampo
 Alat pengering rambut (hair dryer, kipas, dll)
 Handuk
 Sisir
◙ Peralatan memelihara mulut
 Sikat gigi
 Pasta gigi
 Bengkokan / kaleng / wadah penampungan buangan.
◙ Peralatan makan
 Baki berisi : piring, sendok, garpu, gelas dengan tatakan dan tutupnya (dapat diberi sedotan), serbet.
 Meja kecil, bel (khusus untuk pasien yang dapat makan sendiri.
◙ Peralatan medis
 Termometer, Tensi meter, Perban & Plester
◙ Peralatan Kompres
 Washlap, air hangat atau air dingin
 Kantong es/kompres dingin, kantong air panas/ kompres panas.
◙ Bahan lain yang diperlukan :
 Talk, minyak pelumas & cream pelembab kulit.
◙ Desinfectant / cairan pensucihama & antiseptict.
Diposting oleh DIKLAT Label:
Minggu, 14 Februari 2010 di 15.17 |  
PENDAHULUAN

Gua adalah bentuk alam yang tidak berdiri sendiri, tetapi terdapat struktur alam yang melingkupinya, ilmu yang mempelajari hal tersebut adalah Speleologi. Speleologi diambil dari kata yunani ; yakni, SPELION yang berarti gua, dan LOGOS yang berarti ilmu. Jadi Speleologi adalah ilmu yang mempelajari gua dan lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa batu gamping, batu pasir, aliran lava yang membeku, batu garam, batu gips, gletser,es, dsb.

Sejak beberapa ratus tahun yang lalu gua telah di selidiki, terutama di Jerman dan Prancis, namun baru pertengahan abad ke-19 dijadikan obyek yang serius yang lebih di kenal dengan nama speleologi.


SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

Manusia mulai menelusuri gua sejak 200 tahun yang lalu. Eksplorasi pertama yang tercatat dalam sejarah oleh Louis Marsalliers dengan meneruni gua vertical Fairies di Languedoc, Prancis pada tanggal 15 juli 1780. Kemudian pada tanggal 27 juli 1888 Eduard Alfred martel, ahli hukum dari Paris mengikuti jejak Marselliers. Namun kali ini direncanakan lebih matang dengan menggunakan peralatan yang lebih lengkap, diantaranya perahu kanvas, katrol, tangga gantung. Bahkan telepon digunakanya dalam tanah. Usaha ini dianggap revolusi di dalam bidang penelusuran gua, sehingga ia di sebut Bapak Speleologi modern.


Dapat dimengerti bahwa dunia gelap abadi yang penuh bahaya, seram dan asing, didukung dengan gemerciknya air, gema suara dan jatuhnya batu-batuan, gemuruhnya air terjun yang tidak terlihat, menganganya lantai yang menjadi jurang yang tidak terukur dalamnya, menyempitnya lorong secara mendadak, semua ini akan menimbulkan pengaruh emosional yang kuat bagi penjelajah gua yang awam, di zaman modern sekalipun. Tapi mengapa penelusuran gua yang mereka masuki tidak ada ujungnya ? Mengharap belokan yang mereka masuki belum pernah di lihat orang sebelumnya. Itulah kepuasaan yang tidak terjawab bila lampu yang di bawanya menyoroti teka-teki alam gelap yang menakjubkan.

SEJARAH PERKEMBANGAN SPELEOLOGI DI INDONESIA

Di Indonesia speleologi relative sangat mudah dibandingkan dengan science yang lain. Dan juga merupakan kegiatan alam yang masih baru, jika di bandingkan dengan kegiatan petualangan yang lain. Speleologi baru berkembang sejak tahun 1980-an, dengan berdirinya sebuah klub dengan nama “ SPECAVINA “ yang didirikan oleh NORMAN EDWIN (alm) dan Dr. R.K.T. Ko Ketua HIKESPI sekarang. Namun karena ada perbedaan prinsip dari keduanya maka terpecah menjadi himpunsan yang berbeda aliran :

Norman Edwin mendirikan klub yang di beri nama “ GARBA BUMI “. Klub yang didirikan Norman Edwin berkiblat ke Petualngan, olah raga, publikasi. Garba Bumi berpusat di Jakarta.

Dr.R.K.T. Ko pada tahun 1984 mendirikan dengan sifat yang berbeda, yang merupakan satu Himpunan yang bernama “ Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI) “. Himpunan ini bertujuan : ilmiah, penelitian, konservasi, dll. HIKESPI berpusat di Cisarua Bogor.


Dalam perkembanganya Ilmu Speleologi memiliki hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu yang lain diantaranya :

- Geomorfologi
- Klimatologi
- Hidrologi
- Geologi
- Biologi
- Antropolgi
- Arkheologi
- Palentologi.

PERMINTAKAT GUA

Berdasrakan intensitas cahaya, morfologi gua, dan kedalamannya, gua di bagi menjadi 4 mintakan /zona/daerah, yaitu :

1. Mintakat/zona terang, terdapat di mulut gua.

2. Mintakat/ zone senja (twiligt zone), dengan ciri-cirinya :
- Cahaya remang
- Suhu berfluktuasi

3. Mintakat peralihan, dengan ciri-cirinya :
- Gelap
- Suhu berfluktuasi

4. Mintakat gelap abadi, ciri-cirinya :
- Gelap total
- Suhu constant.
- Kelembaban constant.


Lingkungan inipun bagi organisme gua masih di stratifikasikn secara vertical menjadi :
- Lantai gua
- Dinding gua
- Atap gua.

Jenis organisme di kategorikan bersifat sesuai media hidupnya, yang tergolong :
- Organisme avia fauna : Paling leluasa berpindah tempat
- Organisme aqua fauna : Masih dapat berpindah tempat secara leluasa, terutama bila gua tersebut di jumpai adanya aliran air, atau saat dilanda banjir.
- Organisme Terestrial fauna : Paling terikat habitatnya karena dibatasi oleh lantai, dinding, atap gua juga genangan air.

Pembagian ini sangat penting bagi para peminat biospeologi karena artinya mengungkapkan tabir system ekologi yang berlaku bagi organisme itu.


TEKNIK DALAM PENELUSURAN GUA

1. Gua Horisontal

Medan pada gua horizontal sangat bervariasi, mulai dari lorong kering yang sangat mudah ditelusuri, sampai dengan lorong yang sangat membutuhkan teknik yang khusus untuk dapat melewatinya.

Lumpur
Lorong yang berlumpur dapat dilewati dengan mudah kalau Lumpur tersebut tidak terlalu tebal, tetapi dalam ketinggian Lumpur sampai di lutut atau bahkan sampai setinggi perut kita tidak dapat dengan mudah melaluinya, kita harus dapat bergerak seperti berenang. Dengan posisi ini kita akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.

Air.
Untuk lorong yang berair kita harus mengetahui seberapa dalam airnya. Kadang kita harus berenang di dalam gua. Yang harus diingat berenang di dalam gua sangat berbeda dengan berenang di kolam renang, Karena di dalam gua kita menggunakan pakaian lengkap dengan sepatu lapangan bahkan kadang kala kita harus membawa perlengkapan seberat 10 kg.

Dalam kondisi ini pemakaian pelampung sangat berguna, selain untuk menghemat tenga juga memudahkan dalam bergerak. Untuk gua yang airnya sangat panjang, melewatinya dapat di gunakan perahu karet. Ada lagi lorong yang hampir di penuhi dengan air, hanya sedikit ruangan yang tersisa. Untuk melewati lorong seperti ini kita harus melakukan DUCKING yaitu kepala mengadap ke atas (tengadah keatap). Kadang–kadang kita melakukan ducking ini sambil jongkok bahkan dengan berbaring, apabila badan kita tidak dapat masuk seluruhnya.
Climbing
Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai air terjun ataupun lorong lain yang terletak di atas. Untuk dapat melanjutkan penelusuran kita harus memanjat, seperti menggunakan pengaman sisip, bor tebing untuk pemasangan lintasan.

Gua Tertutup Air.
Satu-satunya cara untuk melewati Sump adalah dengan melakukan diving (selam), dengan set diving atau free diving.

2. Gua Vertikal

BiasTanya untuk penelusuran gua vertical digunakan system SRT. SRT (Single Rope ecnique) yaitu teknik untuk melintasi lintasan vertical yang berupa satu lintasan tali. Teknik ini mengutamakan keselamatan dan kenyamanan saat melintasi tali.

Ada beberapa macam system SRT yang biasa digunakan orang :

1. Texas system
Menggunakan 2 hand Ascender yang dihubungkan dengan Cowstail yang ujung pendek di posisi bawah di tambah foot loop, sedangkan yang lain dilewatkan ke dalam penyambung chest harness dan dipegang tangan.

2. Frog Rig System
Sistem ini sering di sebut dengan sit and stand system, karena saat meniti tali digerakan seperti orang berdiri lalu duduk, sampai saat ini cara ini paling banyak digunakan karena kenyamanan, keamanan dan kecepatan.

Selain system tersebut masih ada lagi system yang lain, seperti :

- System Rope Walker
- Michele System
- Floting cam Sistem
- Jummar system

Lintasan Vertikal

Ada beberapa macam variasi lintasan yang dapat kita temui :

1. Intermediate

Lintasan ini bertujuan untuk menghindari friksi pada dinding gua dengan membuat anchor pada titik gesekan. Dengan kata lain intermediate adalah stasiun tali utama yang kedua. Karena kita tidak mungkin melakukan ascending, yang dikawatirkan tali utama akan mengalami friksi yang sangat, dengan dinding gua. Berarti disini kita akan pindah lintasan ke tali utama yang kedua.

Caranya seperti berikut.
1. Pasang Cowstail pendek pada anchor, pada saat posisi descender sejajar dengan anchor.
2. Turunkan lagi sampai beban badan ada pada cowstail pendek.
3. Pasang cowstail pada hanging belay, buka ascender yang sudah bebas beban.
4. Pasang tali bawah pada descender, jangan lupa membuat posisi terkunci pada descender.
5. Buka cowstail pendek, caranya dengan berdiri pada foot loop.
6. Buka kunci dan lanjutkan Ascending.

2. Deviasi

Lintasan ini juga untuk menghindari friksi tali dengan dinding gua dengan menarik tali ke arah luar dari titik gesekannya.

Deviasi berfungsi hampir sama dengan intermediate, hanya dalam deviasi tidak bisa di kenakan beban tubuh kita, karena hanya berfungsi sebagai pengaman tali agar tidak friksi dengan dinding gua. Adapun teknik descending adalah sebagai berikut :

- Kunci descender pada saat descender menekan runner.
- Pasang Cowstail pada runner.
- Buka runner dan pasang di atas descendeer dan lanjutkan dengan ascending.

3. Lintasan Sambungan Tali

Rintangan ini berupa simpul yang menyambung 2 buah tali pada satu lintasan vertical.

Hal ini sering kali kita jumpai pada saat melakukan penelusuran gua bila tali utama tidak cukup sampai ke dasar, kita harus menyambung tali. Cara ascending melalui sambungan tali adalah sebagai berikut :

1. Pasang Cowstail pada safety loop figure of eight knot.
2. Pindahkan foot loop Jummar ke tali atas sambungan.
3. Buka descender dan pasang tali bawah ke descender dan buat poisi mengunci.
4. Buka croll dengan bantuan foot loop.
5. Lanjutkan dengan descending setelah melepas Cowstail dan foot Loop jummar


PERALATAN PENELUSURAN GUA


Peralatan Pribadi (Personal Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan pribadi adalah :

1. Helm Speleo
Helm ini dirancang mampu menahan jatuhan dari berbagai sisi tertentu dan ketinggian tertentu. Pada bagian depan terdapat tambahan peralatan yang berfungsi sebagai alat penerangan.

2. Boom (Generator Karbit/Lampu Karbit)
Alat yang berupa tabung yang dihubungkan ke helm. Terdiri dari 2 bagian, tabung atas berguna untuk menampung air, yang dilengkapi dengan regulator, saluran gas dan tempat pengisian air. Tabung bawah di gunakan untuk mengisi karbit.

3. Alat Penerangan
- Elektrik : senter, head lamp
- Non Elektrik : karbit, lilin.


4. Cover All (Baju Lapangan).
Adalah sebuah pakaina khusus untuk penelusuran gua. Pakaian ini pada bagian atas dan bawah tersambung, bagian atas berlengan panjang. Terbuat dari parasut yang tidak terlalu tebal dengan bagian yang sering mendapatkan gesekan di buat dengan bahan yang lebih tebal.

5. Sepatu
Sepatu yang biasa digunakan adalah sepatu karet dan sepatu yang biasa digunakan oleh militer.

6. Sarung Tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari panas karena gesekan tali, maupun dari gesekan dinding gua yang tajam dan kasar.

7. Pelampung
Digunakan pada penelusuran gua-gua berair.

8. Masker
Digunakan untuk menghindari/mengurangi terhirupnya gas-gas dan bahan-bahan beracun yang kita temui di dalam gua.

9. Peralatan SRT
Peralatan ini menjadi peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran, Karena beberapa peralatan harus disesuiakan dengan ukuran tubuh kita. Dalam satu set SRT terdiri dari :

10. Seat Harness
Digunakan untuk mengikat tubuh yang dipasang pada pinggang dan paha anda

11. Ascender
Digunakan untuk naik atau memanjat lintasan tali. Dibedakan menjadi hand ascender, dipegang tangan dan chest ascender diikatkan di dada. Macamnya :
- Hand jummar
- Croll
- Basic jummar
- Jumar

12. Descender
Digunakan untuk menuruni lintasan tali. Macamnya :
- Capstand, terdiri dari dua jenis, yaitu ; simple stop (bobbin/non auto stop) dan auto stop.
- Racks, ada dua model, yaitu open dan close racks.
- Figure Of Eight.
- Millon Rapid (MR), ada 3 macam, yaitu :
- Delta MR, digunakan untuk menyambung 2 seat harness.
- Semi Circular MR, digunakan untuk menyambung seat harness.
- Oval MR, digunakan untuk menyambung chest ascender dengan delta MR atau semi circular MR.
- Chest Harnest. Digunakan untuk mengikatkan seat harness dengan dada.
- Cowstail. Dibuat dengan tali dinamik yang disimpul dengan salah satu ujung tali lebih pendek. Tali yang pendek digunakan sebagai pengaman/tambatan pengaman, sedangkan yang panjang dihubungkan dengan Hand Ascender dengan tubuh.
- Foot Loop. Digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan ascender.


Peralatan Team (Team Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan team adalah sebagai berikut :

1. Carmantel Rope
Tali yang digunakan hampir sama dengan yang digunakan dalam panjat tebing, namun yang paling baik adalah tali static.

2. Carabiner.
Digunakan sebagai alat pengait. Carabiner mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Macam-macam Carabiner :
- Carabinner Screw Gate
- Carabinner Oval
- Carabiner Non Screw Gate
- Delta Carabiner

3. Webbing
Digunakan untuk pemasangan tambatan.

4. Ladders
Atau sering di sebut tangga tali, biasanya terbuat dari kawat baja atau dari tali dengan diameter tertentu. Digunakan pada pitch pendek dengan bentuk lintasan over hang.

5. Padding.
Digunakan untuk melindungi tali dari gesekan. Biasanya diguakan dari bahan terpal yang kuat menerima gesekan.

6. Rope Protector.
Digunakan sebagai alas tali untuk menghindari gesekan.

7. Pengaman Sisip
Pengaman yang digunakan untuk membuat tambatan.
Macamnya sebagai berikut :
- Chock Stopper
- Hexentrik
- Friend
- Jummer Knot
- Bolts
- Paku Piton
- Cok ston
- Hanger

8. Peralatan Lainnya.
- Driver
- Spit
- Hammer
- Pulley
- Hammer
- Tacket Bag
- Bombement Deviatur
- Roll Medule


TEKNIK-TEKNIK PENAMBATAN TALI

Sering kita kesulitan menentukan daerah dan menentukan point untuk penambatan tali. Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk penambatan tali :

1. Cari daerah yang mudah untuk start untuk turun.
2. Cek dulu point yang akan dijadikan tambatan.
3. Tambatan tali utama harus di beck up.
4. Tali utama harus diberi ganjalan agar tida friksi dengan dinding gua.


Point yang bisa digunakan untuk penambatan tali :
1. Batu-batuan sekitar mulut gua.
2. Pohon-pohon sekitar mulut gua
3. Apa saja yang kita anggap kuat untuk tambatan.


DERAJAT KESULITAN GUA

Hal ini penting sekali, karena kita dapat melihat kemampuan yang kita miliki, apabila kita tidak mampu hendaknya tidak memaksakan diri.

Klasifikasi derajat kesulitan gua :
1. Mudah.
Lorong horizontal, plafon tinggi, lorong tunggal.
2. Sedang.
Lorong horizontal, bercabang dan ada bagian lorong yang sempit, plafon agak rendah dan dialiri air yang dapat diarungi tanpa berenang.
3. Sulit.
Lorong vertical dan horizontal tidak lebih dari 20 m, bercabang pada bagian sempit, palfon rendah, air tenang dan agak sedikit berenang.
4. Sangat Sulit.
Lorong-lorong vertical lebih dari 20 m, harus berenang dengan arus agak berat, dan jeram 5 m tinggiya.
5. Luar Biasa.
Harus melalui jeram dan arus deras lebih dari 5 m tingginya.
6. Bahaya.
Adanya lorong-lorong penuh racun, sifon-sifon yang harus dilalui dengan teknik selam gua (cave dinving).


PENCEGAHAN KECELAKAAN

Pada dasarnya keselamatan penelusuran gua tergantung pada dirinya sendiri. Tindakan prefentif, ketramplan dan kesehatan fisik merupakan syarat mutlak. Untuk lebih mudah diingat di buatkan ringkasan sebagai berikut :
K = Kemana anda memasuki gua, beri tahu kepada orang dekat anda, kapan pergi, kemana dan kapan pulang.
E = Empat orang adalah jumlah minimal dalam penelusuran gua
A = Alat yang dibawah harus memadai dan menguasai penggunaannya.
M = Membawa 3 sumber cahaya lengkap dengan cadangannya.
A = Ajak selalu orang yang berpengalaman dan mengerti lingkungan dan berwibawa.
N = Nafas sesak dan tersengang itu tandanya banyak gas CO2, dan segera tinggalkan.
A = Akal sehat dan ketrampilan serta persiapan yang matang menjadi pegangan, bukan adu nasib dan nekat.
N = Naluri yang ada di kembangkan, karena itu factor pengalaman yang paling ampuh.


ETIKA DALAM PENELUSURAN GUA

Setiap penelusur gua menyadari bahwa gua merupakan lingkunagn yang sangat sensitive dan mudah tercemar. Karenanya penelusur gua harus :
- Tidak mengambil sesuatu kecuali potret.(take nothing but picture)
- Tidak meninggalkan sesuatu, kecuali meninggalkan jejak.( Leave nothing but footprint)
- Tidak membunuh sesuatu, kecuali waktu.(Kill Nothing but Time)

Setiap penelusur gua sadar, setiap bentukan alam di dalam gua di bentuk dalam kurun waktu RIBUAN TAHUN. Setiap usaha merusak gua, mengambil/memindahkan sesuatu di dalam gua tanpa TUJUAN JELAS dan ILMIAH SELEKTIF, akan mendatangkan kerugian yang tidak dapat di tebus.

Setiap penelusur gua dan menelitinya, dilakukan oleh penelusur gua dengan penuh RESPEK, tanpa menggangu dan mengusir biota di dalam gua.

Setiap penelusur gua menyadari bahwa kegiatan SPELELOLOGI, baik dari segi olah raga, segi ILMIAH BUKAN MERUPAKAN USAHA YANG PERLU DIPERTONTONKAN DAN TIDAK BUTUH PENONTON.

Dalam hal penelusuran gua, para penelusur harus bertindak sewajaranya. Penelusur gua tidak memandang rendah ketrampilan dan kesanggupan sesama penelusur. Sebaliknya seorang penelusur gua akan dianggap melanggar etika, memaksakan dirinya melakukan tindakan-tindakan di luar kemampuan fisik dan tekniknya, serta kesiapan mentalnya.

Respek terhadap sesama penelusur gua, ditunjukan setiap penelusur gua dengan cara :
- Tidak menggunakan bahan/peralatan, yang ditinggalkan rombongan lain, tanpa ijin mereka.
- Tidak membahayakan penelusur lainnya, seperti melempar ke dalam gua, bila ada orang di dalam gua, MEMUTUSKAN/MENYURUH memutus tali yang sedang digunakan rombongan lain.
- Tidak menghasut masyarakat di sekitar gua untuk menghalangi/melarang rombongan lain memasuki gua, karena tidak satupun gua di Indonesia milik perorangan, kecuali gua tersebut di beli yang bersangkutan.
- Jangan melakukan peneletian yang sama, apabila ada rombogna lain yang diketahui sedang melakukan penelitian yang sama dan MEMPUBLIKASIKAN NYA MEDIA MASSA/MEDIA ILMIAH.
- Jangan gegabah mengangap anda penemu sesuatu, kalau anda belum yakin tidak ada orang lain, yang telah menemukan pula sebelumnya, dan jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi SENSASI dan AMBISI PRIBADI, KARENA HAL INI BERARTI membohongi diri sendiri dan DUNIA ILMU SPELEOLOGI.
- Setiap usaha penelusuran gua merupakan usaha BERSAMA. Bukan usaha yang dicapai sendiri. Karenanya, setiap usaha mempublikasikan suatu hasil penelusuran gua, tidak boleh dengan cara MENONJOLKAN PRESTASI PRIBADI.
- Dalam suatu publikasi, jangan menjelek-jelekan sesama penelusur. Walaupun si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal yang negative, kritik sesama penelusur
Diposting oleh DIKLAT Label:
1. Pecinta alam indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pecinta alam indonesia bagian dari masyarakat indonesia sadar akan tanggung jawab kami terhadap Tuhan , Bangsa dan Tanah Air.
3. Pecinta alam indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagai mahluk yang mencintai alam sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa.
Sesuai dengan kesadaran dan hakekat di atas kami menyatakan:
1. Mengabdi kepada tuhan yang maha esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta mempergunakan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan.
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air.
4. Menghormati tata tertib /kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dengan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antar pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam.
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian kepada tuhan , bangsa dan tanah air.
7. Selesai.

Di sahkan bersama dalam Gladien IV
di ujung pandang
Tahun 1974
Diposting oleh DIKLAT Label:
Harga mati hukumnya Packing atau mengepak barang bagi kalian yang suka mendaki gunung, dan hal ini pun tidak bisa dilakukan sembarangan, karena jika kita salah memposisikan barang yang kita masukan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap engsel-engsel tulang punggung kita, karena pada saat melakukan perjalanan yang panjang akan memakan waktu berjam-jam pula, berat berkilo-kilo yang kita bawa pun hanya bertumpu pada punggung kita saja. Nah berikut adalah trik dan tips bagi kalian yang baru mulai menyelami kegiatan alam bebas agar tidak salah dalam praktek di lapangannya nanti. Kita bahas sekarang..

Perlengkapan yang harus dipersiapkan tergantung kepada kebutuhan, tujuan, jenis, dan lamanya kegiatan. Perlengkapan yang terlalu banyak akan membuat tidak efektif dan efisien, sedangkan perlengkapan yang terlalu sedikit tidak bisa memenuhi kebutuhan selama kegiatan. Perlengkapan yang dibutuhkan dalam kegiatan di alam bebas terdiri dari perlengkapan pribadi, perlengkapan kelompok dan perlengkapan teknis.

1. Perlengkapan pribadi

Perlengkapan pribadi adalah barang-barang perlengkapan untuk memenuhi semua kebutuhan pribadi tanpa mengandalkan orang lain, yaitu:

- sepatu (harus kuat, lentur, aman/safety, nyaman, anti selip) dan kaos kaki (cukup tebal, kuat,nyaman dan terbuat dari wol atau sintetis)

- pakaian lapangan (nyaman, tahan lama, cepat kering, melindungi tubuh dari berbagai kondisi lingkungan dan terbuat dari polyster atau polypropilena atau memenuhi 3 W yaitu wicking, warmth, water/wind proofing)

- tas/ransel (kokoh, bahannya kuat, tahan air, dan mempunyai sabuk pinggang untuk mengurangi goyangan ransel)

- ponco/rain coat

- perlengkapan tidur (bersih, kering, hangat dan nyaman terdiri dari pakaian tidur, matras, kantong tidur/sleeping bag dan jaket/sweater)

- perlengkapan mandi (handuk, sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi dan shampo)

- air minum dan makanan (harus cukup kualitas dan kuantitasnya)

- alat navigasi (kompas, peta, altimeter dan GPS=Global Positioning System)

- alat tulis (ballpoint, buku dan pensil)

- perlengkapan penunjang (menunjang kegiatan yang dilakukan, seperti HT (handy talkie), HP (hand phone), pelindung pacet/gaithers, kelambu dan lainnya)

- survival kit yang terdiri dari pisau serbaguna, alat pancing, jarum jahit, benang, tali jerat, gunting, cermin, peluit, kompas, ketapel, karet, lup, peniti, korek api dalam kemasan kedap air, makanan berkalori tinggi, senter, obat-obatan, radio komunikasi dan balon

2. Perlengkapan kelompok

Perlengkapan kelompok adalah barang-barang perlengkapan yang dibawa untuk memenuhi kebutuhan semua anggota kelompok, yaitu tenda, obat-obatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), peralatan masak dan makan, golok serta tali.

3. Perlengkapan Teknis

Perlengkapan teknis adalah perlengkapan yang digunakan untuk beraktivitas di alam bebas, tergantung jenis dan tujuan kegiatan. Perlengkapan kegiatan hiking berbeda dengan kegitan caving, begitu juga dengan kegiatan yang lainnya.

4. Packing

Packing adalah pengepakan barang-barang yang sudah terdata dan pasti akan dimasukkan ke dalam ransel. Packing akan memudahkan pengambilan barang saat diperlukan, membagi titik berat pada ransel dan menjaga keseimbangan ransel sehingga tidak terlalu berat jika dibawa.

Prinsip packing adalah barang yang berat diletakkan dibagian atas ransel dan sedekat mungkin ke bagian tubuh, menempatkan barang yang penting dan sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau serta mengelompokkan barang-barang dan melindungi dengan membungkusnya dalam plastik (trash bag). Prinsip packing adalah memanfaatkan ruang yang ada di dalam ransel seefisien mungkin.

Buatlah daftar barang (checklist) dan periksa kembali pada saat barang dimasukkan ke ransel, untuk menghindari adanya barang yang tertinggal. Checklist merupakan petunjuk yang dapat membantu suatu prosedur yang teratur dan membangkitakan kepercayaan diri.
Diposting oleh DIKLAT Label:
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates